Jilid 4 \ 1787 - 1791 ( Nazar )

1787, Dari Ibnu Umar r.a.. katanya: Bukankah mereka dilarang bernazar, kerana sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya nazar itu tidak mencepatkan dan idak melambatkan sesuatu (pekerjaan) hanyalah dari orang yang kikir dapat dikeluarkan pemberian dengan bernazar.

1788, Dari 'Aisyah r.a.. dari Nabi saw. beliau bersabda: "Siapa yang bernazar akan mematuhi perintah Allah, hendaklah dipatuhinya. Sebaliknya siapa yang bernazar akan mendurhakai Allah, janganlah mendurhakaiNya.

1789, Dari Abdullah bin Abbas r.a., dia menceritakan bahawa Saad bin Ubadah Al Ansari meminta keputusan kepada Nabi saw. tentang nazar ibunya, yang telah meninggal dunia sebelum sempat membayar nazarnya. Nabi memutuskan, supaya nazar itu dibayar oleh Saad sebagai ganti ibunya. Lalu hal ini menjadi sunnah (aturan yang tetap berlaku) sesudah itu.

1790, Dari Ibnu Abbas r.a. katanya: Datang seorang laki-laki kepada Nabi saw. enanyakan tentang saudaranya yang perempuan telah bernazar untuk mengerjakan haji dan dia telah meninggal dunia (sebelum sempat memenuhi nazarnya). Nabi bertanya: Bagaimanakah kalau saudara mu itu berhutang, adakah engkau yang membayarnya?" Jawabnya: "Ya! " Sabda beliau: "Sebab itu, bayarlah hutang kepada Allah, kerana itu lebih patut dibayar."

1791, Dari lbnu Abbas r.a. katanya: Ketika Nabi saw. sedang berkhutbah, ada seorang laki-laki tetap berdiri. Lalu beliau menanyakan tentang laki-laki itu. Orang itu menjawab: "Itulah Abu Israel yang telah bernazar akan terus berdiri, tidak akan duduk, tidak akan berteduh dan tidak akan bercakap-cakap serta tetap berpuasa." Nabi saw. bersabda: "Suruhlah dia berkata-kata, berteduh dan duduk serta menyempurnakan puasanya."