Showing posts with label Tayamum. Show all posts
Showing posts with label Tayamum. Show all posts

Jilid 1 \ 205 -210 ( Tayamum )

205. Berita dari 'Aisyah, isteri Nabi saw., katanya: "Kami pergi bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan. Ketika sampai di Baidak, atau Dzatul Jisy, kalungku putus. Rasulullah saw. berhenti mencari kalungku itu dan rombongan pun berhenti pula bersama beliau. Di tempat itu tidak ada air. Beberapa orang datang kepada Abu Bakar mengatakan, "Tidakkah anda lihat apa yang diperbuat 'Aisyah? Dia memaksa Rasulullah saw. dan rombongan berhenti di tempat yang tidak berair, padahal mereka tidak pula membawa air." Maka datanglah Abu Bakar (ayah 'Aisyah) kepada 'Aisyah. Ketika itu Rasulullah saw. sedang tidur dengan kepala beliau terletak di atas paha 'Aisyah Kata Abu Bakar, " Engkau menahan Rasulullah saw. dan rombongan di tempat yang tidak berair padahal mereka tidak membawa air." Kata 'Aisyah, "Aku dimarahi oleh ayahku (Abu Bakar), dan berbagailah ucapannya kepada ku, sehingga ditusuknya pinggangku dengan tangannya, tapi untunglah aku tidak bergerak kerana Rasulullah saw. sedang tidur di pahaku." Rasulullah saw. bangun tatkala hari telah pagi dan justru air tidak ada. Maka diturunkan Allah ayat tayammum (Kalau kamu tidak memperoleh air, tayammumlah kamu dengan tanah yang bersih, sapulah muka dan tanganmu dengan tanah itu - Al Maidah : 6). Lalu mereka tayammum. Berkata Usaid bin Hudair, "Bukankah itu keberkatan mu yang pertama, hai keluarga Abu Bakar?" Kata 'Aisyah pula, " Setelah itu ku suruh berdiri unta tunggangan ku, maka jumpa kalungku di bawahnya."

206. Jabir bin Abdullah mengabarkan, bahawa Nabi saw. bersabda: "Aku diberi (Allah swt.) lima perkara yang tidak pernah diberikan-Nya kepada seorang pun sebelumku. Yaitu: 1. Aku dimenangkan dengan perasaan gentar pada musuh sejauh satu bulan perjalanan. 2. Dijadikan Allah bagi ku bumi sebagai masjid dan untuk bersuci (tayammum) Maka di mana saja umat ku berada dan waktu solat tiba, mereka boleh solat di sana. 3. Dihalalkan bagi ku harta rampasan perang, dan belum pernah dihalalkan bagi seorang pun sebelumku. 4. Aku diberi kuasa untuk memberi syafaat bagi ummat ku di hari kiamat nanti. 5. Nabi-nabi terdahulu diutus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya.

207. Diberitakan oleh 'Aisyah: "Bahawasanya 'Aisyah meminjam kalung kepada saudaranya, Asma', lalu kalung itu hilang. Nabi menyuruh seseorang mencari kalung itu dan dapat olehnya. Kebetulan waktu solat tiba, sedangkan mereka tidak membawa air. Lalu mereka solat saja. Kemudian mereka mengadukan kejadian itu kepada Rasulullah saw. Maka diturunkan Allah ayat tayammum. Kata Usaid bin Hudair kepada 'Aisyah, "Semoga Allah melimpahkan balasan yang baik bagi mu. Demi Allah, tidak terjadi atasmu suatu perkara yang tidak kamu sukai, melainkan Allah menjadikan yang demikian itu kebaikan bagi mu dan bagi kaum muslimin seluruhnya."

208. Kata Abu Juhaim: "Nabi saw. datang dari arah Telaga Jamal, lalu beliau bertemu dengan seorang laki-laki. Orang itu memberi salam kepada Nabi dan Nabi belum menjawab salamnya, sehingga Nabi menghadap ke sebuah tembok, lalu beliau menyapu muka dan kedua tangan beliau, sesudah itu barulah beliau menjawab salam orang itu."

209. Berita dari Abdurrahman bin Abza mengatakan: Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab, dia berkata: "Saya junub, sedang air tidak ada." Lalu Ammar bin Yasir berkata kepada Umar bin Khathab, "Tidak ingatkah anda, ketika saya dan anda dalam suatu , perjalanan. Anda tidak solat (kerana tidak ada air untuk wuduk) sedang saya berguling-guling di tanah, sesudah itu saya solat. Kemudian ku ceritakan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu beliau bersabda: "Cukuplah begini saja - Nabi memukulkan kedua tapak tangannya ke tanah lalu dihembusnya keduanya, kemudian disapukannya keduanya ke muka dan kedua punggung tangannya."

210. Berita dari 'Imran mengatakan : "Kami menyertai Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan dan kami berjalan hingga jauh malam. Kami berhenti pada suatu perhentian dan segera mengantuk kerana lelah. Tidak ada tidur yang lebih enak bagi seorang musafir daripada tidur di bahagian akhir malam. Sehingga tidak ada yang membangunkan kami selain teriknya panas matahari. Orang yang bangun pertama kali ialah si Fulan, kemudian itu si Fulan, dan kemudian itu lagi si Fulan (nama-nama orang itu ada disebutkan oleh Abu Raja' yang menerima hadis ini dari 'Imran, tetapi 'Auf yang menerima hadis ini dari Abu Raja' telah lupa), kemudian itu bangun pula Umar bin Khathab nombor empat. Nabi saw. sendiri apabila beliau tidur, tidak ada yang berani membangunkan, sehingga beliau bangun sendiri; kerana kita tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan beliau waktu beliau tidur. Setelah Umar bangun dan melihat apa yang terjadi, padahal dia seorang yang bersikap keras, lalu dia takbir dengan suara sekeras-kerasnya sehingga Rasulullah saw. terbangun oleh suaranya itu. Setelah Nabi bangun, mereka mengadu kepada beliau apa yang telah terjadi (iaitu solat subuh mereka luput kerana tertidur). " Jawab Nabi saw., "Tidak mengapa dan marilah kita berangkat!" Setelah berangkat dan berjalan tidak berapa jauhnya, Nabi berhenti dan meminta air untuk berwuduk. Setelah wuduk dan azan, maka Nabi solat berjemaah dengan rombongannya. Setelah selesai solat, Nabi melihat seseorang yang menjauhkan diri dan tidak ikut solat berjemaah dengan rombongan. Nabi bertanya: "Hai, Fulan! Mengapa anda tidak ikut solat berjemaah bersama rombongan?" Jawabnya, "Saya kena jinabah, sedangkan air tidak ada." Sabda Nabi saw., "Gunakanlah tanah, sesungguhnya tanah itu cukup untukmu (bertayammum)." Sesudah itu Nabi saw. dan rombongan meneruskan perjalanan. Dalam perjalanan, rombongan mengadu kepada Nabi saw. bahawa mereka haus. Nabi berhenti dan memanggil si Fulan, yang namanya disebutkan oleh Abu Raja', tetapi 'Auf yang menerima hadis ini dari Abu Raja' lupa namanya, dan dipanggilnya pula' Ali bin Abi Thalib. Kata Nabi saw., "Pergilah anda berdua mencari air!" Keduanya lalu pergi mencari air. Mereka bertemu dengan seorang wanita sedang duduk di antara dua mazadah di punggung untanya. Keduanya bertanya kepada wanita itu, "Di manakah kami boleh memperoleh air?" Jawab wanita itu, "Kelmarin saya telah berjanji akan membawa air ke sini sekarang, kaum kami sedang menunggu-nunggu." Kata keduanya, "Berjalanlah sekarang juga!" Tanya wanita itu, "Kemana?" Jawab keduanya, "Kepada Rasulullah saw." Tanya wanita itu, "Apakah yang anda maksudkan orang yang disebut Ash Shabi (pembawa agama baru) itu?" Jawab keduanya, "Ya, betul orang yang anda maksudkan itu. kerana itu teruslah berjalan kepadanya." Keduanya membawa wanita itu kepada Rasulullah saw. dan menceritakan peristiwa di atas kepada beliau. Kata Nabi saw., "Suruhlah wanita itu turun dari untanya!" Dan Nabi menyuruh mengambil sebuah bejana, lalu dituangkannya air dari, mulut kedua mazadah itu dan setelah itu ditutupnya kembali, kemudian dibukanya pula mulut mazadah yang lain. Kemudian dipanggilnya seluruh rombongan dan disuruhnya minum, "Minumlah kamu sekalian dan beri minum pula binatang-binatangmu!" Maka minumlah mereka semuanya dan memberi minum pula siapa yang hendak memberi minum binatang-binatangnya. Akhirnya Nabi saw. memberikan sebuah bejana berisi air kepada orang yang kena jinabah. Kata Nabi kepadanya: "Pergilah anda mandi!" Wanita itu berdiri saja memperhatikan apa yang dibuat orang dengan airnya. Demi Allah, setelah seluruh rombongan selesai mengambil air, kami lihat mazadah itu lebih penuh isinya dari sebelumnya. Sabda Nabi saw., "Kumpulkan barang makanan untuk wanita ini!" Maka dikumpulkan orang untuk dia, makan-makanan seperti tamar, susu, tepung. Setelah terkumpul, lalu dibungkus dengan sehelai kain, kemudian wanita itu dinaikkan ke atas untanya kembali dan bungkusan itu diletakkan di hadapannya. , Kata Nabi kepadanya, "Engkau tahu, kami tidak mengurangi airmu sedikit pun. hanya Allah swt. yang memberi minum kami. " Maka sampailah wanita itu kepada kaumnya dan dia terlambat datang. Kata mereka, "Mengapa engkau terlambat, hai, Fulanah?" Jawab wanita itu, "Sungguh ajaib! Saya bertemu dengan dua orang laki-laki, lalu saya dibawanya kepada orang yang di sebut Ash Sahbi (pembawa agama baru). Lalu dibuatnya begini dan begitu. Demi Allah, sesungguhnya dia seorang tukang sihir yang sangat pandai di antara ini dan ini (dia berkata dengan isyarat dua anak jarinya) jari tengah dan jari telunjuk, kemudian mengangkat keduanya ke langit, maksudnya antara langit dan bumi, atau dia itu benar-benar Rasulullah sesungguhnya." Tidak lama kemudian, kaum muslimin menyerang orang-orang musyrik di sekitar kampung wanita tadi, tetapi mereka tidak menyerang kaum tempat asal wanita itu sendiri. Pada suatu hari wanita itu berkata kepada kaumnya, "Saya kira kaum muslimin itu dengan sengaja tidak menyerang kamu kerana itu Islamlah kamu!" Mereka patuh akan ajakan wanita itu, lalu semuanya masuk Islam.