Jilid 4 \ 1630 - 1642 ( Makan )

1630, Dari Abu Musa al-'Asyaari r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Beri makanlah orang yang lapar, kunjungilah orang yang sakit dan bebaskanlah orang yang tertawan dan menderita."

1631, Dari 'Umar bin Abu Salamah r.a., katanya: Sewaktu saya masih kecil dalam asuhan Rasulullah saw., kalau waktu makan tanpa saya bebas saja berpindah dari piring ke piring. Rasulullah saw. berkata kepada saya: "Hai anak muda, bacalah "Bismillah", makanlah dengan mempergunakan tangan kanan dan ambillah dari piring yang berada dekatmu saja!"

1632, Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah saw. bersabda: "Makanan dua orang cukup untuk tiga orang. Makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang."

1633, Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Ada seorang laki-laki yang biasanya banyak makan. Setelah ia masuk Islam, makannya sedikit. Hal itu diceritakan orang kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: "Orang yang beriman makan untuk satu perut. Orang yang kafir makan untuk tujuh perut."

1634, Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan. Kalau senang beliau makan, dan kalau tidak senang beliau biarkan saja.

1635, Dari Anas bin Malik r.a., Nabi saw. bersabda: "Kalau makanan telah dihidangkan dan solat telah datang waktunya, maka makanlah terlebih dahulu!"

1636, Dari Abu Musa r.a., katanya: Anak saya lahir, lalu saya bawa ia kepada Nabi saw. Beliau memberinya nama Ibrahim, dan menyuapkan buah kurma ke mulut anak itu, serta mendoakan semoga ia mendapat berkat dan berbahagia. Setelah itu, anak itu beliau kembalikan kepada saya.

1637, Dari Salman bin 'Amir al-Dhabbi r.a., katanya: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Anak itu dengan 'aqiqah. Kerana itu adakanlah sembelihan untuknya, dan bersihkanlah ia dari segala kotoran."

1638, Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya: Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang miaradh (iaitu buruan yang terbunuh bukan dengan mata anak panah, tetapi mati kerana terkena gagangnya dalam bentuk melintang). Beliau berkata: "Kalau engkau mengenai binatang buruan dengan mata anak panah, makanlah! Tetapi kalau engkau mengenainya dengan gagang anak panah, lalu binatang buruan ini mati, maka ini namanya waqiz, iaitu binatang yang mati kerana terbunuh, dan jangan dimakan." Saya bertanya: "Kalau saya melepas anjing untuk berburu?" Nabi menjawab: "Kalau engkau melepas anjingmu untuk berburu dan engkau menyebut nama Allah, maka makanlah binatang yang ditangkapnya!" Saya bertanya lagi: "Kalau anjing itu makan binatang itu?" Rasul menjawab: "Jangan engkau makan, kerana anjing itu menangkap buruan itu untuk dirinya dan bukan untuk engkau." Saya bertanya lagi: "Kalau saya melepas anjing saya untuk berburu, lalu saya dapati bersamanya ada anjing lain?" Rasul menjawab: "Jangan engkau makan bi natang yang ditangkapnya, kerana engkau menyebutkan nama Allah untuk anjingmu saja. Engkau tidak menyebutkan nama Allah untuk anjing yang lain itu."

1639, Dari Abu Tsa'labah al-Khusyani katanya: Saya berkata: "Hai Nabi Allah! Saya tinggal di daerah Ahlul-Kitab. Bolehkah saya makan dengan mempergunakan piring mereka? Saya tinggal di daerah perburuan, di mana saya berburu dengan mempergunakan panah, seekor anjing yang tidak terlatih untuk berburu dan seekor anjing lagi terlatih. Manakah yang lebih baik bagi saya?" Rasul berkata: "Mengenai apa yang engkau sebutkan tentang Ahlul Kitab, seandainya kamu dapat memperoleh piring lain, janganlah makan di piring Ahlul Kitab itu. Tetapi kalau tidak ada ang lain, cuci terlebih dahulu dan makanlah di sana. Binatang yang engkau bunuh dengan panah, dan engkau menyebut nama Allah, makanlah! Binatang yang diperoleh dengan anjingmu yang telah dilatih dan engkau menyebut nama Allah, makanlah! Binatang yang diperoleh oleh anjingmu yang tidak terlatih, kalau engkau masih sempat menyembelihnya, makanlah!"

1640, Dari 'Adi bin Hatim r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda: "Bila engkau melepas anjingmu dan engkau sebut nama Allah, lalu ia menangkap dan membunuh binatang buruan, makanlah binatang itu! Tetapi kalau anjing itu makan binatang itu, jangan engkau makan, kerana ia menangkapnya untuk dirinya sendiri. Kalau ia kedapatan bersama anjing lain yang tidak engkau sebutkan nama Allah, lalu anjing itu menangkap dan membunuh binatang buruan, jangan engkau makan, kerana engkau tidak tahu anjing mana yang membunuh. Kalau engkau memanah binatang buruan, lalu setelah sehari atau dua hari baru engkau temukan, dan hanya terdapat bekas anak panahmu saja, makanlah! Tetapi kalau jatuh ke dalam air, jangan dimakan!"

1641, Dari 'Aisyah r.a., ada sejumlah orang berkata kepada Nabi saw.: Ada orang-orang yang datang kepada kami membawa daging yang kami tidak tahu apakah disebutkan nama Tuhan (pada waktu menyembelihnya) atau tidak." Rasul berkata: "Kamu sendiri yang membacakan nama Allah untuk daging itu dan setelah itu makanlah!

1642, Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: Pada hari peperangan Khaibar, Nabi saw. melarang makan daging keldai, dan membolehkan makan daging kuda.