211. Berita dari Anas bin Malik mengatakan, "Abu Dzar pernah bercerita, bahawa Rasulullah saw. bersabda: "Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekah, tiba-tiba atap rumahku dibuka orang. Maka turunlah Jibril, lalu dibedahnya dada ku, kemudian dibersihkannya dengan air zamzam. Sesudah itu dibawanya sebuah bejana emas penuh berisi hikmat dan iman, lalu dituangkannya ke dalam dada ku, dan sesudah itu dada ku dipertautkannya kembali. Kemudian ditariknya tangan ku, dan ia membawa ku naik ke langit-dunia. Setelah tiba di langit pertama, Jibril berkata kepada pengawal, "Buka pintu!" Malaikat pengawal bertanya, "Siapa itu?" Kata Jibril, "Saya, Jibril!" Kata pengawal, "Adakah orang beserta anda?" Jawab Jibril, "Ada! Muhammad saw. beserta ku." Tanya pengawal, "Sudah diutuskah dia?" Jawab Jibril, "Ya, sudah!" . Setelah pintu terbuka, maka kami naik ke langit pertama. Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang laki-laki sedang duduk, di kanan kirinya tampak menghitam kelompok orang banyak. Apabila dia menengok ke kanan dia tertawa, tetapi apabila dia menengok ke kiri dia menangis. Orang itu berujar. "Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh." Aku bertanya kepada Jibril. "Siapakah orang ini?" Jawabnya, "Inilah Adam. Kumpulan orang yang banyak di kanan-kirinya ialah roh anak cucunya. Yang sebelah kanan penduduk syurga dan yang sebelah kiri penduduk neraka. Maka apabila ia menengok ke kanan ia tertawa dan apabila ia menengok ke kiri ia menangis." Kemudian Jibril membawa ku naik ke tempat kedua. Ia berkata kepada pengawal. "Buka pintu!" Penjaga pintu bertanya kepada Jibril seperti penjaga pintu pertama bertanya, kemudian ia membukakan pintu. Kata Anas. "Rasulullah saw. menceritakan. bahawa di beberapa langit beliau bertemu dengan para Nabi, Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim Shalawatullhi 'Alaihim . tetapi tidak diceritakannya di langit mana masing-masing berada, selain hanya menyebutkan Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit keenam.' Kata Anas. Tatkala Jibril beserta Nabi saw. bertemu dengan Idris. Idris mengucapkan salam, "Selamat datang, Wahai Nabi dan Saudara yang saleh." Nabi saw. bertanya kepada Jibril "Siapa ini?"Jawab Jibril, "Inilah Idris." Rasulullah meneruskan: "Aku bertemu dengan Musa. Dia pun mengucapkan, . "Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh." Aku bertanya, "Siapa ini?" Jawab Jibril, "Ini Musa." Kemudian aku bertemu dengan Isa. Isa pun berkata, "Selamat datang, wahai Saudara dan Nabi Yang saleh." Aku bertanya, "Siapa ini?" Kata Jibril, "Ini Isa." Setelah itu aku bertemu dengan Ibrahim. Dia pun mengucapkan, "Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh." Aku bertanya pula, "Siapa ini?" Jawab Jibril, "Inilah Ibrahim alaihis salatu wassalam". Sesungguhnya Ibnu Abbas dan Abu. Hayyah al Anshari, kedua-duanya pernah bercerita bahawa Nabi saw. bersabda: "Kemudian aku dibawanya naik ke tempat yang lebih tinggi, di mana aku dapat mendengar bunyi goresan pena." Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik , Nabi saw. bersabda, "Allah swt. mewajibkan solat atas umat ku lima puluh kali (sehari semalam). Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat di hadapan Musa, ia bertanya kepada ku," Apa yang diperintahkan Allah kepada mu untuk dilaksanakan umatmu?" Jawab ku, "Allah swt. mewajibkan solat lima puluh kali." Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhan mu, kerana umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya." Maka kembalilah aku kepada Tuhan ku, lalu dikuranginya sebahagian. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata, ' "Allah mengurangi seperdua." Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhan mu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya." Maka kembali pulalah aku kepada Tuhan ku. Lalu Allah menguranginya pula seperdua. Sesudah itu aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa. Kembalilah kepada Tuhan mu, sesungguhnya umatmu tidak sanggup melaksanakannya." Maka kembali pula lagi aku pada Tuhan ku. Dia (Allah) berfirman, "Walaupun lima, namun lima puluh juga. PutusanKu tidak dapat diubah lagi .Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhan mu." Jawab ku, "Malu aku kepada Tuhan ku." Kemudian Jibril membawa ku hingga sampai ke Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka ragam warna yang aku tak tahu warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku dibawa masuk ke dalam syurga, di mana di dalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedangkan buminya bagaikan kasturi."
212. Dari Muhammad bin Al Munkadir, katanya: "Kulihat Jabir bin Abdullah solat dengan memakai sehelai pakaian. Dan ia mengatakan, 'Aku melihat Nabi saw. solat memakai pakaian sehelai saja."
213. Dari Abu Hurairah, katanya: "Seseorang datang bertanya kepada Rasulullah saw., menanyakan tentang solat dengan memakai satu helai pakaian." Jawab Nabi, "Apakah anda masing-masing mempunyai dua helai pakaian?" Kemudian bertanya pula seorang laki-laki kepada Umar bin Khathab perkara solat dengan sehelai pakaian juga. Jawabnya, "Kalau Allah memberi anda kelapangan (kekayaan), maka manfaatkanlah kelapangan itu, dengan memakai pakaian secukupnya. solatlah dengan memakai sarong dan baju, memakai sarong dan kemeja, sarong dan jubah, seluar dan baju, seluar dan kemeja, seluar dan jubah dan seluar agak pendek dan kemeja."
214. Dari Abu Sa'id Al Khudri, katanya: "Rasulullah saw. melarang berselimut dengan selimut sempit dan duduk mencangkung dengan sehelai kain tetapi kemaluannya kelihatan jelas.
215. Dari Abu Hurairah, "Nabi saw. melarang jual beli dengan dua cara, iaitu dengan menyentuh dan melempar dan Nabi saw. melarang berselimut sempit , dan duduk mencangkung dengan memakai sehelai kain saja (tanpa seluar dalam sehingga kemaluannya kelihatan)."
216. Abu Hurairah menceritakan, Pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) di musim haji itu (tahun ke-9 Hijriyah), aku disuruh Abu Bakar mengumumkan suatu pengumuman. Pengumuman itu aku sampaikan di Mina: "Orang-orang musyrik tidak boleh lagi haji sesudah tahun ini, dan tidak boleh tawaf di Baitullah (Kaabah) dalam keadaan telanjang." Kata Hamid bin Abdurrahman, "Pengumuman itu kemudian disusul oleh Rasulullah saw. dengan menyuruh Ali bin Thalib mengumumkan surah Baraah. Kata Abu Hurairah, "Maka Ali bersama-sama dengan kami mengumumkan di hari Nahar pada orang-orang yang berada di Mina. Orang-orang musyrik tidak boleh lagi haji sesudah tahun ini, dan tidak boleh tawaf bertelanjang di Baitullah."
217. Dari Muhammad bin Al Munkadir, katanya: "Saya datang ke rumah Jabir bin Abdullah dan ku dapati dia sedang solat dengan memakai sehelai kain yang diperselimutnya; sedangkan jubah terletak begitu saja tidak dipakainya. Setelah dia selesai solat kami bertanya kepadanya, "Hai Abu Abdullah! Kami lihat engkau solat, sedang jubahmu tidak kamu pakai." Jawab Jabir, "Ya, betul! Saya suka memperlihatkan solat seperti itu kepada orang-orang bodoh seperti kamu ini. Saya melihat Rasulullah saw. solat seperti itu."
218. Berita dari Anas (bin Malik) mengatakan: "Ketika Rasulullah saw. memerangi negeri Khaibar, kami solat subuh di dekat sana ketika hari masih gelap. Kemudian Nabi dan Abu Thalhah menaiki untanya masing-masing, sedangkan aku membonceng di belakang Abu Thalhah. Nabiyallah saw. berjalan melalui jalan sempit menuju Khaibar, lalu lutut ku bersentuhan dengan paha Nabi saw. Beliau menyingsingkan kain sarungnya dari pahanya sehingga kelihatan olehku putih paha Nabi. Setelah masuk negeri Khaibar, Nabi mengucapkan, 'Allahu Akbar, roboh Khaibar! Sesungguhnya, apabila kami datang pada halaman suatu kaum, maka sangat buruklah pagi-pagi itu orang-orang yang diberi peringatan.' Kata-kata itu beliau ucapkan tiga kali. Kata Anas, "Maka keluarlah penduduk negeri itu ke tempat mereka bekerja. Mereka berkata, "Muhammad dan tenteranya datang!" Kami dapat menaklukkan Khaibar dengan kekerasan. Rampasan dan tawanan lalu dikumpulkan. Tiba-tiba Dihyah datang kepada Nabi saw. dan berkata, "Ya, Nabiyallah! Berilah aku seorang jariyah (sahaya perempuan) dari tawanan itu." Jawab Nabi. "Pergilah! Ambillah seorang jariyah!" Lalu Dihyah mengambil Shafiyah binti Huyai. Kemudian, seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. mengatakan, "Ya, Nabiyallah! Kenapakah wanita itu yang Tuan berikan kepada Dihyah? Bukankah Shafiyah binti Huyai seorang wanita bangsawan suku Quraizhah dan suku Nadhir? Tidak ada yang patut memilikinya melainkan hanya Tuan sendiri." Kata "Nabi, "Panggil Dihyah dan suruh bawa wanita itu ke sini!" Dihyah datang membawa wanita itu. Setelah diperhatikan oleh Nabi saw., beliau berkata kepada Dihyah, "Ambil olehmu jariyah yang lain di antara para tawanan itu!" Shafiyah binti Huyai dimerdekakan oleh Nabi saw. dan kemudian dikahwininya. Tsabit (yang menerima hadis ini dari Anas) bertanya kepada Anas, "Hai, Abu Hamzah (Anas)! Apakah mas kahwinnya?" Jawab Anas, "Diri wanita itu sendiri; dia dimerdekakan oleh Nabi saw. lalu dikahwininya. " Di tengah perjalanan - waktu kembali ke Madinah - Ummu Sulaim (ibu Anas) mempersiapkan Shafiyah untuk perkahwinannya dengan Nabi. Tengah malam dia mengantarkan Shafiyah kepada Nabi saw. maka jadi pengantinlah Nabi ketika itu. Kata Nabi saw. kepada sahabat-sahabatnya, "Barangsiapa mempunyai makanan, bawalah kemari!" Lalu dibentangkan Nabi tikar kulit. Di antara sahabat-sahabat ada yang membawa korma, ada yang membawa minyak samin, tepung dan sebagainya. Semuanya dicampur jadi satu, dan itulah jamuan pesta perkahwinan Rasulullah saw. (dengan Shafiyah binti Huyai).
219. Dari' Aisyah, katanya: "Pada suatu ketika Nabi saw. solat subuh. Beberapa orang wanita mukminah turut solat ,berjemaah dengan Nabi saw. Mereka solat berselimut kain. Setelah selesai solat mereka kembali ke rumahnya masing-masing dan tidak seorang pun yang mengenal mereka.
220. Berita dari 'Aisyah, katanya: "Nabi saw. pernah solat memakai baju bergambar-gambar. Suatu kali Nabi saw. terlihat kepada gambar di baju itu. Setelah selesai solat, Nabi saw. berkata, "Bawalah baju ku ini kepada Abu Jahm dan bawa kemari tukaran dari Abu Jahm. Baju ini melalaikan ku sebentar ini dari solat ku." ;
221. Dari Anas, katanya: "'Aisyah mempunyai sebuah tabir penutup sebahagian rumahnya. Kata Nabi saw. kepada 'Aisyah, 'Bukalah tabir ini, kerana gambar-gambarnya sentiasa tergambar bagi ku dalam solat ku. "
222. Dari 'Uqbah bin 'Amir, katanya: "Nabi saw. pernah diberi orang sehelai baju sutera, lalu dipakainya. Kemudian Nabi saw. solat dengan memakai baju itu. Setelah selesai solat, Nabi saw. membukanya dengan kasar, menunjukkan Nabi saw. tak suka memakainya. Dan Nabi saw. bersabda, "Ini tak patut bagi orang-orang yang taqwa."
223. Dari Abu Juhaifah, katanya: "Saya melihat Rasulullah saw. dalam khemah merah dari kulit. Dan melihat Bilal mengambil air sisa wuduk Rasulullah saw., dan melihat orang banyak berebut mengambil air sisa wuduk itu. Siapa yang memperoleh air itu agak sedikit disapukannya ke badannya dan siapa yang tidak mendapat sedikit juapun, diambilnya dari basah tangan kawannya. Kemudian saya lihat Bilal mengambil sebuah tongkat lalu menancapkannya di tanah. Dan Nabi saw. datang berpakaian merah sambil menyingsingkan lengan bajunya. Nabi saw. solat berjemaah dua rakaat. Saya lihat orang dan ternak lalu di sebelah tongkat itu."
224. Abu Hazim menceritakan kepada kami, katanya: Mereka bertanya kepada Sahl bin Sa'ad, "Dari kayu apa diperbuat mimbar Rasulullah?" Jawab Sahl, "Tidak ada lagi orang yang lebih tahu daripada saya tentang mimbar itu. Ia dibuat dari kayu Gabah , dibuat oleh si Fulan (Maimun) maula (sahaya yang telah dimerdekakan) dan si Fulanah (seorang wanita di Madinah). Ketika mimbar itu selesai dibuat dan telah diletakkan di tempatnya, Rasulullah berdiri di atasnya, menghadap kiblat dan mengucapkan takbir (mulai solat) dan orang-orang (yang hadir ketika itu) berdiri di belakang Nabi. Sesudah itu beliau membaca (Fathihah), kemudian rukuk dan rukuk pula orang- orang yang di belakang beliau. Kemudian , Nabi mengangkat kepalanya dan undur, lalu sujud ke tanah. Sesudah sujud ia kembali ke mimbar, lalu membaca dan setelah itu rukuk. Setelah rukuk diangkatnya kepalanya, kemudian undur, lalu sujud ke tanah. Begitulah (yang saya saksikan) perbuatan Nabi saw.
225. Riwayat dari Anas bin Malik: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. jatuh dari kuda sehingga luka betis dan bahunya. Beliau berjanji tidak akan pulang kepada isteri beliau selama sebulan. Beliau tinggal di bilik loteng yang diberi tangga dengan batang kurma. Maka datanglah para sahabat mengunjungi beliau. Nabi solat bersama-sama dengan mereka sambil duduk, sedangkan mereka solat berdiri. Setelah Nabi memberi salam, beliau bersabda, "Imam itu diadakan untuk diikut. Apabila dia takbir, takbirlah kamu. Dan apabila dia rukuk, rukuk pulalah kamu. Apabila dia sujud, sujudlah kamu. Dan apabila dia solat dengan berdiri, solat pulalah kamu dengan berdiri." Setelah hari yang kedua puluh sembilan, Nabi saw. turun dari bilik loteng itu. Lalu para sahabat berkata : Ya, Rasulullah! Bukanlah anda berjanji tidak akan pulang selama sebulan?" Jawab Nabi, "Bulan ini hanya dua puluh sembilan hari.
226. Riwayat dari Maimunah, katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah solat dan aku duduk di samping beliau, padahal aku sedang haid; kadang-kadang pakaian beliau menyentuh ku apabila beliau sujud." Maimunah menambahkan, "Nabi saw. solat di atas kain (sajadah)."
227 Riwayat dari Anas bin Malik, "Bahawa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah saw. makan hidangan yang sengaja dibuatnya untuk beliau. Sesudah makan, Rasulullah saw. bersabda, "Aku ingin solat bersama-sama dengan Anda." Kata Anas, "Lalu aku berdiri ke sebuah tikar yang sudah hitam milik kami yang sudah lama dipakai. Tikar itu ku percik air. Setelah itu maka berdirilah Rasulullah saw. dan saya dengan seorang anak yatim (Jumairah) berbaris di belakang Rasulullah saw. dan wanita berdiri di belakang kami. Rasulullah saw. solat bersama kami dua rakaat dan sesudah itu beliau pergi."
228. Dari 'Aisyah, isteri Nabi saw. katanya: "Saya tidur di hadapan Rasulullah saw, sedangkan kedua kaki ku di tempat kiblatnya. Ketika dia sujud dicubitnya aku, lalu ku tarik kaki ku. Dan apabila dia berdiri ku lunjurkan kaki ku kembali." Berkata 'Aisyah menambahkan, "Ketika itu tak ada lampu dalam rumah."
229. Riwayat dari 'Urwah: "Pada suatu ketika Nabi saw. solat, sedangkan 'Aisyah tidur melintang antara Nabi dan kiblat di tempat tidur mereka berdua."
230. Dari Anas bin Malik, katanya: "Kami solat berjemaah dengan Nabi saw. " Seseorang di antara kami meletakkan hujung kain yang dipakainya di tempat sujud, kerana sangat panasnya tempat sujud."
231. Dari Abu Muslamah Sa'id bin Yazid Azdiy, katanya: "Saya bertanya kepada Anas bin Malik, "Adakah Nabi saw. solat di atas kedua terompahnya?" Jawab Anas, "Ada!"
232. Dari Hammam bin Haris, katanya: "Saya melihat Jarir bin Abdullah buang air kecil, kemudian dia berwuduk, menyapu kedua sepatunya, lalu dia berdiri dan solat." Maka ditanyakan orang kepadanya tentang perbuatannya itu. Jawabnya, "Saya melihat Nabi saw. melakukan seperti itu."
234. Cerita dari Huzaifah, bahawa dia pernah melihat seseorang solat tanpa menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Setelah orang itu selesai solat, Huzaifah menegurnya, "Anda bukan solat!" Perawi hadis ini menambahkan, saya kira Huzaifah bahkan berkata, "Seandainya anda meninggal, tentunya anda meninggal tidak di atas sunnah Muhammad saw."
235. Dari Abdullah bin Malik bin Buhainah, "Apabila Nabi saw. solat, beliau merenggangkan kedua tangannya dari tubuhnya (ketika sujud) sehingga kelihatan putih ketiaknya."
236. Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa solat seperti kita, menghadap ke kiblat seperti kita, dan memakan binatang sembelihan kita, maka dia adalah orang muslim yang berada di bawah perlindungan Allah dan Rasul-Nya. Kerana itu janganlah Anda mengkhianati Allah perihal perlindunganNya itu."
237. Dari Umar bin Dinar, katanya: "Kami bertanya kepada Ibnu Umar perihal seorang laki-laki yang tawaf umrah padahal dia belum saai antara Safa dan Marwah, bolehkan dia mencampuri isterinya?" Jawabnya, "Nabi saw. datang, lalu tawaf tujuh kali, kemudian beliau solat di belakang Maqam dua rakaat dan sesudah itu beliau saai antara safa dan marwah. Sesungguhnya Rasulullah itu adalah ikutan yang paling baik untukmu."
238. Dari Saif (bin Sulaiman) r.a., katanya: Saya mendengar Mujahid berkata, Seseorang datang kepada Ibnu Umar dan berkata, "Rasulullah saw. masuk ke dalam Kaabah." Kata Ibnu Umar, "Aku pergi pula ke Kaabah, tetapi ku dapati Rasulullah telah keluar. Tetapi aku mendapati Bilal sedang berdiri di sana antara dua pintu." Saya bertanya kepada Bilal, "Adakah anda melihat Nabi saw. solat di dalam Kaabah?" Jawab Bilal, "Ada! Beliau solat dua rakaat di antara dua tiang yang sebelah kiri kalau anda masuk. Sesudah itu beliau keluar, lalu solat dua rakaat di muka Kaabah."
239. Dari 'Atha' r.a., katanya: Saya mendengar Ibnu Abbas berkata, "Ketika Nabi saw. masuk Kaabah, beliau mendoa di setiap sudut, dan beliau tidak melakukan solat sehinga akhirnya beliau keluar dari dalam. Sampai di luar, beliau solat dua rakaat menghadap ke Kaabah, lalu beliau bersabda, "Inilah kiblat."
240. Dari Barrak bin 'Azib r.a., katanya: "Rasulullah saw. solat menghadap ke Baitul Muqqadis, enam atau tujuh belas bulan lamanya. Sedang beliau ingin solat menghadap ke Kaabah. Maka turunlah ayat: Sesungguhnya Kami tahu engkau menghadapkan mukamu ke langit berulang-ulang, maka setelah itu Nabi saw. solat menghadap ke Kaabah. Tetapi orang-orang bodoh, antara lain orang-orang Yahudi, berkata, "Apakah sebabnya mereka berpaling dari kiblat mereka semula?" Katakan hai Muhammad! "Kepunyaan Allah Timur dan Barat. DitunjukiNya kepada jalan yang lurus siapa-siapa yang dikehendakiNya. " Seseorang laki-laki solat bersama Nabi saw: waktu terjadinya perubahan kiblat itu. Setelah selesai solat dia pergi. Dia melalui sekelompok orang Ansar sedang solat Asar, masih menghadap ke Baitul Muqqadis. Lalu dikatakannya bahawa tadi dia solat bersama Nabi saw. menghadap ke Kaabah. kerana itu mereka merubah arah kiblat mereka dan menghadap ke Kaabah.
241. Dari Jabir, r.a., katanya : "Rasulullah saw. pernah solat di atas kenderaannya dengan menghadap ke mana saja kenderaan itu menghadap. Dan apabila beliau hendak melakukan solat fardu, maka beliau turun dan menghadap ke Kiblat."
242. Abdullah bin Mas'ud r.a. mengatakan, "Nabi saw. solat. Kata Ibrahim , yang meriwayatkan hadis ini. saya tidak tahu, entah solat Nabi lebih atau kurang dari semestinya. Ketika Nabi telah selesai solat, seseorang bertanya kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Apakah ada suatu perubahan dalam solat?" Jawab Nabi saw., "Ada apa gerangan?" Kata para sahabat, "Anda solat sebegitu banyaknya." Lalu Nabi bersimpuh menghadap ke kiblat, dan beliau sujud dua kali, sesudah itu memberi salam. Setelah Nabi bertatap muka dengan kami, beliau bersabda: "Sesunguhnya, kalau terjadi suatu perubahan dalam solat ku, nescaya aku beri khabar kepada anda sekalian. Aku ini manusia seperti anda juga. Aku bisa lupa sebagaimana anda juga pernah lupa. Sebab itu, kalau aku lupa maka ingatkanlah kepada ku. Apabila seseorang kamu ragu tentang bilangan rakaat solatnya, ambillah yang sedikit dan cukupkanlah bilangannya. Kemudian memberi salam dan sesudah itu sujud dua kali."
243. Dari Abdullah bin Umar r.a., katanya: "Ketika orang-orang di Quba sedang solat subuh, tiba-tiba datang seorang mengatakan, "Sesungguhnya tadi malam Al-Quran turun kepada Rasulullah saw. Beliau diperintahkan solat menghadap ke Kaabah. Maka menghadap pulalah anda semua ke Kaabah. Lalu mereka yang ketika itu sedang solat dengan menghadap ke Syam, merubah arah mereka dengan menghadap ke Kaabah."
244. Diceritakan oleh Anas bin Malik r.a., bahawa pada suatu ketika Nabi saw. melihat dahak di dinding sebelah kiblat. Nabi saw. tidak senang melihatnya sehingga kelihatan pada air muka Nabi. Lalu beliau berdiri dan membuang sendiri dahak itu dengan tangannya, sambil bersabda: "Apabila seseorang kamu sedang solat, sesungguhnya dia sedang berbicara dengan Tuhannya, atau Tuhannya berada antara dia dengan kiblat. Sebab itu janganlah kamu meludah ke arah kiblat, tetapi ke kiri atau ke bawah tapak kakinya." Kemudian Nabi saw. mengambil hujung cadarnya, lalu beliau meludah di situ, kemudian dilipat-lipatnya seraya bersabda, "Atau perbuatlah begini."
245. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Apabila seseorang kamu berdiri hendak solat, maka janganlah dia meludah ke hadapannya kerana sesungguhnya dia sedang melakukan munajat kepada Allah swt. selama solat, dan jangan pula ke kanan kerana di kanan ada malaikat; tetapi meludahlah ke kiri atau ke bawah tapak kaki supaya ludah itu dapat dipendam."
246. Dari Abu Hurairah r.a., bahawa Rasulullah saw. bersabda: "Adakah anda lihat muka ku menghadap ke kiblat? Demi Allah, bukan tidak nampak bagi ku khusyuk dan rukuk anda. Sesungguhnya aku dapat melihat anda walaupun anda berada di belakangku."
247. Dan Abdullah bin Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mengadakan pacuan kuda yang telah dilatih antara Hafya' dan Tsaniyatul Wada'. Kuda yang diperlumbakan ialah kuda-kuda yang dilatih dan tidak dilatih, dan latihan diadakan perlumbaan antara Tsaniyah ke Masjid Banu Zuraiq. Dan Abdullah. bin Umar termasuk orang yang ikut dalam pacuan kuda yang tidak dilatih itu."
248. Dari Anas r.a., katanya: "Dibawa orang ke hadapan Rasulullah saw. sejumlah harta dari Bahrain. Maka Nabi memerintahkan, "Letakkan harta itu di masjid." Harta itu adalah yang paling banyak yang pernah dibawa orang ke hadapan Rasulullah saw. Kemudian Nabi saw. datang ke Masjid hendak solat, namun beliau tidak menoleh sedikit juga kepada harta yang bertompok itu. Setelah selesai solat, lalu Nabi duduk dekat harta itu. Siapa saja yang kelihatan oleh Nabi ketika itu, maka diberinya harta itu. Ketika itu Abbas r.a. datang dan berkata, "Ya, Rasulullah! Berilah aku, kerana aku telah menebus diri ku dan si Akil. " Jawab Rasulullah, "Ambillah!" Lalu Abbas mengisi kainnya sampai penuh, kemudian mengangkatnya, tetapi ia tak kuat mengangkat. Kata Abbas, "Ya, Rasulullah! Tolonglah suruh orang mengangkatkan untukku. " Jawab Nabi, "Tidak!" Kata Abbas, "Atau anda sendiri tolong mengangkatkannya kepada ku." Jawab Nabi, "Tidak!" Maka dikuranginya sebahagian harta itu, kemudian diangkatnya tetapi masih belum boleh dia mengangkatnya. Kata Abbas, "Ya, Rasulullah! Tolonglah suruh orang mengangkatkannya kepada ku. " Jawab Nabi saw., "Tidak!" Kata Abbas, "Atau anda sendiri tolong mengangkatkannya kepada ku." Jawab Nabi saw., "Tidak!" Maka dikuranginya pula sebahagian lagi, sesudah itu diangkat oleh Abbas dan diletakkannya sendiri di bahunya kemudian pergi. Rasulullah mengikuti Abbas dengan penglihatannya sampai ia hilang dari penglihatan kami. Rasulullah hairan melihat ketamakan Abbas. Ketika beliau berdiri, harta yang tinggal hanya satu dirham saja lagi."
249. Dari Anas r.a., katanya: "Aku mendapati Rasulullah saw. dalam masjid bersama-sama dengan sejumlah orang. Aku langsung mendekati beliau." Kata beliau kepada ku, "Apakah anda suruhan Abu Thalhah?" Jawab ku, "Benar, ya, Rasulullah!" Tanya Nabi pula, "Untuk makan?" "Ya," jawabku. Maka kata Nabi kepada orang-orang yang bersama beliau, "Berdirilah!" Lalu Nabi berjalan, dan aku sendiri berjalan di muka."
250. Mahmud bin Rabi' Al Anshari r.a. menceritakan, "Bahawa 'Itban bin Malik adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw. dari golongan Ansar yang ikut berperang dalam peperangan Badar. Dia datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Ya, Rasulullah! Penglihatanku sudah lemah. Sedangkan aku solat menjadi imam bagi kaum ku. Apabila hari hujan, maka air mengalir di lembah yang terbentang antara rumahku dan mereka, sehingga aku tak dapat datang ke mesjid untuk solat bersama-sama dengan mereka. Aku ingin, ya, Rasulullah, supaya anda datang ke rumahku, kemudian anda solat di sana dan jadikanlah rumahku itu jadi mushalla. Jawab Rasulullah, "Insya Allah. aku akan datang."Kata 'Itban, "Pada suatu pagi Rasulullah datang bersama-sama dengan Abu Bakar. Ketika itu hari telah agak siang. Rasulullah minta izin hendak masuk ke rumahku, dan aku mempersilakan beliau masuk. Ketika beliau telah berada di rumahku beliau tidak duduk. Beliau bertanya, "Di sebelah mana engkau suka aku solat di rumah mu ini?" Kata 'Itban, "Aku hanya menunjuk ke suatu sudut dalam rumahku." Maka berdirilah Rasulullah saw. di tempat itu, lalu beliau takbir. Kami pun berdiri dan membuat saf di belakang beliau. Beliau solat dua rakaat kemudian memberi salam. Setelah itu kami minta beliau tinggal sebentar untuk menikmati makanan yang telah kami sediakan untuk beliau. Maka datanglah para tetangga berkumpul ke rumah itu. Di antara mereka ada yang bertanya, "Mana Malik ibnu Dukhaisyin atau Ibnu Dukhsyun?" Kata yang lain, "Si munafik itu? Dia tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya." Sabda Rasulullah, "Janganlah berkata begitu! Bukankah anda tahu, bahawa dia telah mengucapkan La illaha Illallah, kerana menginginkan keredhaan Allah?" Jawab orang itu, "Allah dan RasulNya lah yang lebih tahu." Dan katanya pula, "Kami telah menyaksikan bagaimana pandangan dan kejujuran Nabi menghadapi orang - orang munafik. " Bersabda Rasulullah saw. : "Sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka orang-orang yang mengucapkan "La Illaahaillallah" dengan niat semata-mata kerana ingin keredaan Allah."